Laman

Kamis, 13 Juni 2013

materi kuliah kewirausahaan kesepuluh (30-5-'13)



Etis dan Etika

       Manusia, dalam mengembangkan dirinya, selalu terikat dalam sebuah keseimbangan. Keseimbangan antara raga dan pikiran, serta skill dengan kemauan. Kali ini kita akan berbicara mengenai skill seseorang, lebih signifikan lagi dari pengembangan skill seseorang, menjadi dasar etika dalam seseorang berprilaku. Skill itu sendiri terbagi atas dua, yaitu Soft Skill dan Hard Skill. Keduanya adalah faktor yang saling berkaitan dan melengkapi satu sama lainnya.

       Mengenai hard skill, ini akan berkaitan dengan masalah-masalah teknis yang terkait dengan ilmu pengetahuan. Seseorang akan dianggap mampu menyelesaikan satu masalah pertama-tama dilihat dari latar belakang pendidikan. Latar belakang pendidikan yang mumpuni dianggap memiliki pengetahuan yang luas, sehingga menjadi anggapan itu sebagai syarat kecakapan. Hard skill juga menjadi kenampakan seorang individu yang dapat dilihat langsung oleh orang-orang disekitarnya. Oleh karena itu, hard skil menjadi hal yang lebih banyak dikejar oleh orang-orang, karena dengan itu ada nilai prestige yang lebih nampak. Nilai hard skill pun dapat dinilai dari kumpulan sertifikat yang dimiliki oleh seseorang.
       Beralih ke soft skill. Dari arti katanya kita sudah tahu pasti skill ini akan halus wujudnya, serta tidak akan ternag-terangan Nampak dimiliki oleh seseorang. Soft skill disini berkaitan dengan personalitas seseorang. Mengenai soft skill khususnya dalam menjalankan suatu usaha, akan berkaitan dengan materi terdahulu mengenai integritas, abundance mentality dan maturity. Maturity disini bukan sekedar dewasa secara usia, karena yang banyak terjadi adalah orang-orang yang berusia sudah dewasa, tetapi malah bertingkah seperti “anak-anak”. Dewasa yang dimaksud adalah kedawasaan yang dimiliki oleh orang-orang yang ter-interdependensi. Ter-interdependensi sendiri artinya telah mampu membangun, mengelola dan mengembangkan networking (jaringan) dengan orang-orang disekitarnya. Tidak hanya sekedar sadar usianya saja. Feedback dari sikap yang demikian, maka ia tidak akan mengkatagorikan seseorang sebagai musuh-nya, melainkan sebagai “partner” namun yang bersimpangan jalan. Rasa sirik akan dipupuskan perlahan-lahan jika ia semakin ter-interdependensi.
       Soft skill dan hard skill yang telah terkombinasi akan memunculkan sikap-sikap seperti berikut ini; amanah, selalu berpikir positif dan berprilaku positif, serta menjadikan orang-orang disekitarnya sebagai jaringan untuk pengembangan diri. Setelah sadar akan hal demikian, maka diharapkan muncul mind set yang mengarah pada penerapan dalam berprilaku sehari-hari

       Penerapannya, seperti dalam memberikan suatu services. Dengan etika yang dibentuk dari mind set seperti diatas, maka akan muncul beberapa sikap dalam memberikan service kepada konsumen, antara lain; tidak memberikan sekedar Harapan Palsu dan memberikan perhatian lebih. Seseorang yang beretika benar dalam menjalankan usahanya, ia akan amanah dengan apa yang telah ia promosikan dan tidak sekedar harapan palsu. Selanjutnya dengan perhatian lebih, karena mereka percaya bahwa dengan memberikan perhatian tertentu terhadapa kepuasan konsumennya, ia dapat membuka jaringan yang lebih luas lagi sehingga pengembangan usaha menjadi optimal.        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar