Mengapa
berwirausaha?
Dan
Apa
yang dibutuhkan untuk berwirausaha?
-
Apa yang dibutuhkan?
Di
materi awal sudah dijelaskan mengenai apa itu kewirausahaan. Sekarang kita akan
mengenal apa saja yang dibutuhkan dalam mendalami kewirausahaan.
Point pertama yang diperlukan dalam
mendalami kewirausahaan adalah mengenai “integritas”. Kita dapat menggambarkan
output sistem kinerja tubuh kita seperti segitiga yang terbagi atas beberapa
bagian:
Contoh menjelaskan hubungannya adalah seperti saat anda
diberikan kesempatan untuk memberikan presentasi jawaban. Dalam pusat pikiran
kita di otak, akan diberikan perintah untuk “menjawab” pada kesempatan itu.
Disini bagian “THINK” berkerja. Sayangnya, dalam keadaan tertentu yang membuat
hati tidak nyaman. Disini “FEEL” yang dirasakan adalah rasa malu, tidak PD dan
sekitar kita, sehingga “FEEL” berkerja
membelokan perintah awal dari “THINK” tersebut, sehingga “ACTION” yang muncul
adalah “tidak menjawab”.
Integritas digambarkan seperti bagan segitiga ini:
Bagian integritas menyatukan antara “THINK”, “FEEL” dan
“ACTION” sehingga antara “THINK” dengan “ACTION” yang muncul adalah sama.
Antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dlakukan adalah sama. ”FEEL” muncul
membelokkan karena pengaruh keadaan lingkungan disekitar dan kenyamanan yang
kita rasakan. Hal ini perlu amat diwaspadai oleh para calon wirausahawan.
Seorang wirausahawan harus berusaha mengendalikan “FEEL” mereka agar mereka
dapat mengeluarkan apa yang ada dalam pikiran mereka. Dengan mampun
mengeluarkan apa yang ada dalam pikiran mereka, dapat menjadi awal dalam
menjajaki kewirausahaan lebih dalam lagi.
Point
kedua adalah "komitmen". Bicara tentang komitmen, ada hubungan antara “selingkuh”
dengan “AIDS”. Jika dalam dunia nyata orang yang berselingkuh rentan terhadap
AIDS, dalam tantangan menjadi wirausahawan yang muncul terlebih dahulu adalah
“AIDS”: “A-ngkuh, I-ri, D-engki dan S-irik” lalu terjadilah “Per-Selingkuh-an”.
Dalam menjalankan suatu usaha, jika kita melihat sesuatu atau seseorang yang
lebih baik, AIDS ini akan muncul. Perselingkuhan yang dimaksud adalah
selingkuh, atau menyimpang dari komitmen dalam berwirausaha, sehingga tujuan
yang hendak dicapai otomatis akan berbelok dari jalurnya. Hal ini amat mudah dan sering terjadi
sehingga perlu diwaspadai benar-benar. Komitmen itu penting, bisa diibaratkan
ia adalah sebagai “pagar” pada jalur mencapai tujuan.
Point
selanjutnya adalah “ABUNDANCE MENTALITY” atau mental yang kaya. Kaya disini
bukan hanya dilihat dari sisi financial atau asset saja, melainkan kaya dalam
menilai dari berbagai sudut pandang. Dengan mampu banyak melihat dari sudut
pandang yang lebih banyak, membawa mental seseorang menjadi lebih tangguh lagi.
Mental yang kaya akan terlatih dari keyakinan yang baik, memiliki iman yang
baik.
Dalam
berwirausaha pun kita harus ingat akan “PARTNERSHIP”, relasi atau persahabatan.
Dalam menjalankan banyak hal, apalagi dalam wirausaha, keberadaan partner amat
besar pengaruhnya dan berkaitan dengan keberlangsungan suatu usaha. Dengan
relasi partnership yang luas bisa berpengaruh pada kemampuan penyebaran
informasi dan jangkauan pemasaran.
Selain itu partner atau sahabat bisa saling mendukung dengan kita satu sama
lain. Berusaha bersama lebih baik dalam pengelolaannya karena kita dapat
membagi beban dan pikiran satu sama lain.
-
Mengapa berwirausaha?
Jika kita bertanya mengapa beriwirausaha, kita harus melihat fakta lapangan yang sekarang kita hadapi. Sekarang adalah masa ekonomi “gelombang ketiga”. Disini yang berperan adalah kemajuan tekn ologi informasi. Pada era industrialisasi, yang mampu menguasai ekonomi adalah mereka yang memiliki modal mesin yang maju dan banyak jumlahnya. Dan, di era ekonomi “gelombang pertama”, mereka yang berkuasa adalah mereka yang memiliki lahan yang luas sebagai asetnya.
Kita hidup dimasa seseorang, jika mau bertahan dan mengusai
adalah ia yang mampu mengusai informasi lebih baik. Jaman ini adalah bukan
jaman dimana bekerja hanya sekedar mengandalkan otot, atau terpaku pada hal-hal
monoton. Sumber daya yang mampu bertahan dimas sekarang adalah pekerja yang
memiliki pengtahuan yang luas dan multiskill, “Be a Knowledge’s Workers”.
Pemilik
modal berupa asset nyata yang luar biasa banyaknya tidak menjamin ia akan
bertahan selama-lamanya. Kekuatan bukan menjadikan jaminan kesuksesan.
Analoginya adalah “kecoa” dan “dinosaurus” yang muncul dimasa yang sama,
sekitar ratusan juta tahun yang lalu. Tetapi, sekarang yang mampu bertahan
adalah hewan besar dan kuat seperti dinosaurus, melainkan serangga kecil yang
mampu beradaptasi seperti kecoa.
VS
VS
Untuk dapat bertahan, kita perlu sifat “responsif” dan
“adaptif”. Tetapi hal itu baru cukup untuk sekedar bertahan, bukan untuk lebih
maju lagi. Untuk lebih berkembang, butuh daya “kreasi/kreativitas” dalam
melihat suatu keadaan, sehingga kita tidak hanya mengikuti, tetapi turut
menciptakan suatu trend tersendiri. Sikap-sikap “responsif”, “adaptif” dan
“kreatif” itulah tujuan dan mindset yang diarahkan dalam kewirausahaan,
sehingga menjawab pertanyaan “mengapa berwirausaha?”. “Everyone is Master of
His Own Destiny”, menunjukan bahwa setiap orang adalah yang menjadi penunjuk
arah bagi dirinya sendiri bukan orang lain. Jadi dengan menjadi pribadi yang
memiliki “nilai lebih”, bisa membawa dirinya sendiri kearah yang sesuai dalam
peta kehidupannya masing-masing.