Laman

Kamis, 30 Mei 2013

materi kuliah ke-delapan kewirausahaan (24-5-'13)

Personality dan pengaruhnya dalam kewirausahaan

Seperti bahasan terdahulu, dalam sebuah usaha pasti akan selalu berkaitan dengan hubungan dua sisi dari organisasi dan sumber daya manusianya. Sumber daya manusia sebagai partikel penyusun suatu organisasi memiliki banyak hal yang harus dimengerti satu dengan yang lainnya. Kali ini yang akan dibahas adalah mengenai personality, atau kepribadian suatu individu. Harus dipahami bahwa individu yang satu dengan yang lainnya berbeda dan memiliki ciri khas masing-masing. Dalam dunia psikologi ada istilah tes MBTI untuk mengetahui kepribadian seseorang. MBTI dikenal juga dengan klasifikasi kepribadian.  

Tujuan dari mengetahui kepribadian seseorang adalah untuk membantu kita dalam berkomunikasi dengan orang lain. Berbeda kepribadian, berbeda cara pula bagi kita untuk berkomunikasi. Organisasi tentu saja terdiri dari banyak orang dan kompleks dengan kepribadian yang berbeda pula. Selain dalam menentukan cara kita dalam berkomunikasi, dalam organisasi juga berpengaruh dalam penentuan dan pembagian tugas yang sesuai agar mencapai tujuan yang maksimal. Hal ini menjadi sangat kritis dan strategis sebagai dasar mengembangkan suatu organisasi.
Dalam klasifikasi kepribadian ada 4 pasang kepribadian. Untuk kesempatan ini akan dibahas dua pasang terlebih dahulu. Yang pertama adalah,
Yang pertama adalah, Kepribadian extrovert (E) dengan kepribadian introvert (I). jika mendengar dua istilah ini yang akan terbayang adalah antara seorang yang pendiam dengan seorang yang cerewet. Pandangan ini tidak seratus persen tepat. Kepribadian extrovert sendiri adalah kepribadian seseorang yang lebih suka bergaul keluar dan bertemu dengan orang banyak. Dalam istilahnya “one to mass”. Sedangkan kepribadian introvert merupakan sebaliknya, dimana kepribadian ini lebih nyaman “sendiri”, dan lebih suka berkomunikasi secara “one to one”.







Memandang dari sisi organisasional, kedua kepribadian ini bisa dilihat dari orientasi-nya. Sesorang yang introvert akan berorientasi pada tugas “task oriented”. Kepribadian extrovert akan berorientasi pada hubungan dengan orang lain “people oriented”. Kepribadian extrovert akan lebih baik dalam menentukan konsep, dan dalam menentukan pilihan melalui voting atau secara langsung. Sedangkan, kepribadian introvert akan lebih baik pada penugasan karena lebih berfokus pada tugas yang diberikan dan akan terkesan hanya “ikut-ikutan” saja jika dalam proses pengambilan keputusan.
Tipe kepribadian yang kedua adalah, kepribadian  sensing (S) dan intuiting (N). seseorang dengan kepribadian sensing, akan tergerak dan mempercayai sesuatu berdasarkan apa yang ia rasakan langsung dari kelima inderanya. Atau dikatakan sebagai “data based”, karena tipe ini dalam mengambil keputusan akan selalu berdasarkan kepada data-data faktual. Tipe intuiting akan bergerak berdasarkan perasaan/feeling yang ia sedang rasakan. Seseorang denga tipe ini akan lebih percaya pada perasaan dibandingkan dengan data-data yang telah ada.

Jika kita amati, dalam satu pasang kepribadian, posisinya justru berlawanan. Tetapi, jika kita jeli dan mengetahui keadaannya, keadaan berlawanan ini akan menjadi suatu kekuatan tersendiri yang saling melengkapi. Seorang yang extrovert, jika dalam suatu organisasi dapat menjadi pencari konsep yang baik dan aktif, tapi jika hanya ia dibiarkan sendiri, konsep yang ia dapat tidak akan mampu direalisasikan. Maka, dibutuhkan seorang lain yang memiliki tipe introvert sebagai pelaksana yang baik dari konsep yang telah didapat.
Pasangan tipe kepribadian yang kedua  akan berpengaruh dalam cara kita mencari keputusan yang tepat. Jika dalam suatu presentasi, kita dihadapkan pada kumpulan orang-orang yang memiliki tipe sensing, maka berikanlah data-data akurat agar mereka percaya dan presentasi dapat berhasil. Jika yang kita hadapi adalah orang-ornag intuiting, maka ajaklah mereka berpikir dan tunjukkan hal-hal yang dapat memerkuat feel mereka pada apa yang kita sajikan.
Seorang wirausahawan, memerlukan dasar dari hal-hal ini agar mampu mengembangkan usahanya. Jika bagian internal seperti ini maampu dikuasai, ini dapat menjadi dasar yang baik untuk kedepannya. Semakin kita mampu mengenal orang lain, semakin kita dapat mencari peluang untuk maju lebih baik lagi.