Bagaimana Mengelola Usaha?
Jika berbicara
mengenai usaha, dalam hal ini diruang lingkup kewirausahaan, hal yang paling
utama adalah mengenai konsep tentang usaha yang akan dikembangkan. Dalam
pembahasan terdahulu hal-hal mengenai konsep usaha sudah diterangkan dengan
terperinci, namun ada satu lagi bagian yang tidak kalah penting yang berkaitan
dengan usaha yang dibangun, yaitu sistem pengendalian internal usaha tersebut.
Jika berkaitan dengan internal suatu usaha, maka akan muncul dua sisi yang saling
melegkapi. Sisi pertama adalah system manajerial dan sisi yang lain adalah
individu sumber daya manusia dalam usaha tersebut.
Individu sumber
daya manusia merupakan partisi yang kecil namun ia merupakan penyusun system
manajerial. Untuk menjadi sumber daya manusia yang mampu menjadi pelopor yang
baik, ada sebuah konsep mengenai hal tersebut, yaitu konsep “BRIGHT People”.
Yang dimaksud BRIGHT dalam konsep ini adalah menjadi pribadi yang siap menjadi
penerang dalam suasana yang temaram dan gelap, menjadi inspirasi dan panutan
dalam sebuah proses pembaharuan.
Ada tiga
kriteria dalam menuju konsep pribadi yang BRIGHT yaitu,
1.
Paradigm (paradigma)
Konsep
BRIGHT people adalah untuk menjadi pelopor dan menjadi suatu contoh bagi orang
banyak. Paradigm yang diangkat disini adalah paradigm positif yang selalu kita
timbulkan. Ada suatu keadaa, dimana suasana hati satu orang bisa berpengaruh
banyak dengan suasana suatu kelompok. Jika kita berada dalam suatu rapat, dalam
rapat itu semua yang hadir dalam keadaan semangat dan penuh dengan ide yang
siap dibagi. Namun, secara tiba-tiba, seorang pimpinan rapat datang dengan raut
wajah yang tidak bersahabat, kucel dan benar-benar memancarkan citra negative,
maka akan secara langsung merubah suasana dalam rapat itu menjadi suram dan
angker.
Oleh
karena itu, maka seorang yang menuju BRIGHT ini harus mencoba menghindarkan
diri dari hal tersebut. memang harus diakui, jika suasana hati dirumah amat
sulit ditutupi jika dibawa keluar. Ini menjadi tantangan tersendiri dalam
mewujudkan citra diri sebagai seorang yang selalu menciptakan suasan yang
terang dengan citra diri yang positif. Dengan paradigma yang telah diwujudkan
sedemikian rupa akan menciptakan suasana cerah tersendiri. Paradigma yang harus
diwujudkan adalah mind set kita sebagai seorang yang always happy to be
success.
2.
Competency (kompetensi)
Individu
yang dianggap handal jika ia memiliki suatu kompetensi yang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Namun darimana sajakah mewujudkan kompetensi itu
sendiri? Ada tiga bagian yang harus dipahami dan menjadi dasar pembangunan
kompetensi diri, yaitu;
Brain:
berkaitan dengan intellectual Capital.
Dua modal dasar dari intellectual capital disini adalah knowledge dan skill. Seseorang yang berpendidikan tinggi dianggap memiliki knowledge atau pengetahuan yang tinggi pula, namun kebanyakan masih kurang dalam skill. Untuk mewujudkan keseimbangan diantara keduanya, maka ada hal-hal tambahan yang harus dicapai pula. Misalnya, mengumpulkan sertifikat pelatihan atau seminar-seminar tertentu. Targetkanlah jumlah sertifikat yang hendak kita dapat agar ada tujuan yang jelas dan terarah.
Dua modal dasar dari intellectual capital disini adalah knowledge dan skill. Seseorang yang berpendidikan tinggi dianggap memiliki knowledge atau pengetahuan yang tinggi pula, namun kebanyakan masih kurang dalam skill. Untuk mewujudkan keseimbangan diantara keduanya, maka ada hal-hal tambahan yang harus dicapai pula. Misalnya, mengumpulkan sertifikat pelatihan atau seminar-seminar tertentu. Targetkanlah jumlah sertifikat yang hendak kita dapat agar ada tujuan yang jelas dan terarah.
Right:
berkaitan dengan Spritual Capital.
Selain mengenai kriteria jasmani, perlu juga “kehandalan” rohani. Right diartikan sebelah kanan yang berarti hal yang baik, pernyataan tepat, benar dan hal posotif lainnya. Jadi semua menekankan pada kemampuan kita dalam menilai dan menjalankan kebenaran.
Selain mengenai kriteria jasmani, perlu juga “kehandalan” rohani. Right diartikan sebelah kanan yang berarti hal yang baik, pernyataan tepat, benar dan hal posotif lainnya. Jadi semua menekankan pada kemampuan kita dalam menilai dan menjalankan kebenaran.
Talent:
berkaitan dengan passion seseorang.
Seseorang yang minatnya telah ia tentukan dan arahkan, tentu akan dengan sungguh-sungguh mewujudkannya.
Seseorang akan selalu berharap dan berusaha mencari hal-hal yang mendukung passion dan sesuai dengan passionnya agar semuanya dapat maksimal.
Seseorang yang minatnya telah ia tentukan dan arahkan, tentu akan dengan sungguh-sungguh mewujudkannya.
Seseorang akan selalu berharap dan berusaha mencari hal-hal yang mendukung passion dan sesuai dengan passionnya agar semuanya dapat maksimal.
Brain menyumbang 30% dari keseluruhan kompetensi, sedangkan
70% merupakan bagian dari Right dan Talent. Dalam dunia pendidikan tinggi di
Indonesia, kebanyakan yang dipacu adalah 30% itu, sedangkan 70% sisanya hampir
tidak diuji dan dilatih. Para mahasiswa harus melatih dan menemukan 70% faktor
itu sendiri dan sangat rawan salah arah. Selain itu, kompetensi ini harus
dibuktikan dan harus siap diuji jika sudah lepas dari dunia pendidikan.
3.
Behavior
Kebanyakan
orang-orang dalam memberikan sesuatu selalu mengharapkan ada balasan atau
meminta imbalan secara langsung dari apa yang ia kerjakan. Namun yang
ditekankan dalam behavior disini adalah, bagaimana kita menjadi pribadi yang
mengutamakan “giving” se-optimal mungkin. Sedangkan dalam tindak lanjutnya, membiarkan
seseorang memberikan penilaian dari apa yang telah kita kerjakan. Dengan begitu,
kita memiliki “nilai” lebih dan mendapatkan image sebagai seseorang yang
kehandalannya dapat diacungi jempol.
Setelah
faktor-faktor BRIGHT diatas telah siap, maka kita akan siap terjun langsung ke
sisi manajerial dan sistem. Disini, kita dapat berperan sebagai seorang
pemimpin. Pemimpin dan memipin adalah kemampuan pokok dalam mengembangkan diri
sesuai dengan jiwa kewirausahaan.
Berkaitan
dengan suatu sistem manajerial, maka akan berkaitan erat pula dengan visi dan
misi. Visi adalah ingin menjadi apakah kita? Sedangkan misi, dalam
menyimpulkannya ada lewat beberapa pertanyaan mendalam seperti, mengapa kita
berada dalam suatu sistem manajerial? keuntungan apa sajakah yang bisa didapat?
Dari sini kita akan mengenal dan menilai, rekan yang mampu dan sesuai yang
dapat kita ajak dalam menjalankan sistem manajerial tersebut.
Sebuah
analogi mengenai bright people ini adalah tentang lampu neon. Lampu neon akan
menyala terang jika daya dan tegangannya sesuai. Jika terlalu rendah dayanya,
nyalanya akan redup, dan jika terlalu tinggi dayanya akan cepat putus. Know
yourself, carilah bidang yang sesuai dengan kompetensi anda.
Jangan memaksakan
diri dengan standar yang terlalu tinggi jika tidak ingin menyebabkan stress
karena kita tidak mampu. Dan, jangan mencari yang terlalu rendah jika kita
mampu lebih, karena akan percuma jika pikiran yang cemerlang hanya berkutat
dengan hal-hal yang terlalu rendah.